UMN Consulting, Jakarta – Meme atau humor adalah cara terbaik menikmati hidup. Itulah kenapa, Generasi Z (Gen Z) nggak bisa hidup tanpa meme. Konsumsi mereka terhadap konten hiburan ini bisa dibilang masif. Nggak heran, meme yang relate sama kehidupan sehari-hari cepet banget tersebar di media sosial.
Faktanya, meme bisa jadi cheat code ampuh buat marketer yang pengen jualan ke Gen Z. Ini bisa dilakuin lewat meme marketing.
Apa Itu Meme Marketing?
Istilah meme atau mim pertama kali diciptakan oleh Richard Dawkins, seorang biolog evolusioner, untuk menjelaskan suatu pola informasi yang berevolusi dan tersebar antar manusia.
Dewasa ini, meme lumrahnya digunakan untuk mengekspresikan diri. Nggak jarang juga, meme digunakan untuk menyampaikan kritik sosial dengan kemasan yang humoris. Tampilannya bermacam-macam, mulai dari gambar disertai teks cross-context singkat hingga gambar no-context berkualitas rendah.
— Prime Video Indonesia (@primevideoid) May 26, 2023
Dalam dunia marketing, meme biasa digunakan sebagai strategi untuk mempromosikan suatu produk atau brand melalui humor/komedi. Dengan usaha dan biaya yang relatif kecil, konten meme marketing memiliki kemungkinan tinggi untuk disebarluaskan.
Kenapa Meme Populer di Kalangan Gen Z?
Gara-gara iklan #OVOmatis kemarin, aku berinisiatif bikin meme ginian.
TOLONG JANGAN NGADU KE BANG RIO YA. Hehehe pic.twitter.com/htBmWylAl1
— Grab Indonesia (@GrabID) October 12, 2019
Bisa dimengerti sih kenapa meme populer di kalangan Gen Z. Berdasarkan hasil riset UMN Consulting, mencari hiburan adalah aktivitas utama Gen Z di media sosial selain berkomunikasi.
Dari 1.177 responden berusia 15-25 tahun, 20,8% menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, 20,3% untuk mencari hiburan, dan 13,8% untuk mengisi waktu luang.
Lebih lanjut, tendensi ini membentuk preferensi konsep iklan yang menarik bagi Gen Z. Masih dari hasil riset UMN Consulting, Gen Z lebih menyukai iklan yang menghibur atau memuat konten komedi daripada iklan yang langsung mempromosikan produk atau iklan yang menyentuh hati.
Tendensi itu makin menjadi-jadi selama pandemi. Itu karena, kebiasaan belajar daring semasa pandemi membuat kebutuhan Gen Z terhadap konten pereda stress meningkat.
“Mayoritas Gen Z adalah mahasiswa. Mereka lelah membaca materi akademik di internet, khususnya selama pembelajaran daring. Study-life balance penting bagi mereka,” jelas Albertus Magnus Prestianta, peneliti UMN Consulting.
Selain itu, memanfaatkan meme untuk kepentingan marketing juga memberi keuntungan-keuntungan lain, seperti:
- Biaya produksi yang relatif murah. Untuk membuat suatu meme, kreatifitas adalah hal utama. Kadang, kamu nggak perlu menyiapkan design muluk-muluk biar menarik. Bahkan gambar dengan kualitas seadanya pun bisa dapetin reach tinggi asal relate sama audiens.
- Konten lebih shareable. Salah satu kekuatan meme adalah share probability yang tinggi. Jarang ada audiens yang tahan buat nggak nyebarin meme lucu ke temen-temennya, kadang dalam wujud sticker WhatsApp. Kamu sendiri juga gitu kan, Bizmates?
- Mudah diingat. Tau nggak, Bizmates? Pesan yang disampaikan dengan humor cenderung mudah diingat (Wanzer, 2010). Dengan begini, meme efektif banget buat ngenalin produkmu ke publik.
- Mempermudah persuasi. Menyisipkan humor dalam konten pemasaran membuat audiens secara suka rela menyerap pesan yang ingin disampaikan. Ini karena, humor terbukti bisa memperlancar proses persuasi (Kerr, 2014).
Tetap Perlu Perhatiin Hal-Hal Ini
Terimalah stok meme Barbie terbaru dari aku. pic.twitter.com/TRTSHKxaMJ
— Netflix Indonesia (@NetflixID) September 12, 2022
Meskipun menjanjikan, pakai meme sebagai medium pemasaran cukup tricky. Kalau nggak paham konteks atau kurang peka sama preferensi audiens, bisa-bisa kamu jadi laughing stock di internet, Bizmates. Biar nggak tersesat, kamu perlu perhatiin hal-hal ini.
Wajib Kenal Sama Audiens Biar Relate
Meskipun ampuh buat memasarkan brand ke Millennial dan Gen Z, meme juga populer di kalangan usia lain. Bahkan, ada akun khusus meme bapak-bapak (dad jokes) di Instagram.
Tentu saja, karakteristik meme buat tiap kalangan usia beda-beda. Inilah pentingnya nentuin audiens yang mau disasar dan cari tau preferensi mereka.
Kalau kamu mau menyasar anak muda, pastikan meme yang kamu bikin nggak garing atau worse, kebanyakan gambar bunga dan bling-bling.
Perlu dicatat juga kalau tingkat engagement meme tergantung sama seberapa relate kontennya buat audiens. Kalau yang kamu sasar anak muda usia 18-25 tahun, kamu bisa bikin meme dengan element of irony soal kehidupan di kampus, balada cari kerja, dan lain-lain.
Jangan lupa, tetep kaitin konten meme sama value brand ya, Bizmates. Justru ini tantangan serunya!
Be Universal
Humor itu universal, artinya, harus bisa dinikmati sama semua orang. Begitu pula dengan meme marketing. Kalau konten yang kamu bikin ternyata kurang lucu, minimal nggak nyinggung siapa-siapa ya, Bizmates.
Hasil riset UMN Consulting nunjukkin, Gen Z lekat dengan karakteristik Universal dan Benevolence. Ini artinya, mereka lebih peduli dengan kebaikan alam dan orang lain dibanding diri mereka sendiri.
“Gen Z suka dengan konten-konten yang menghibur tapi universal. Mereka kurang suka konten yang menyinggung salah satu kelompok karena mereka tumbuh di lingkungan yang beragam. They embrace diversity,” jelas Nona Evita, peneliti Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Inilah pentingnya buat nggak ngide pakai dark jokes di meme marketing kamu. Sebagai gantinya, kamu bisa bikin meme yang berkaitan sama suatu fandom atau series yang lagi trending, Bizmates.
— Prime Video Indonesia (@primevideoid) May 9, 2023
Dalam pembuatan konten pemasaran, mengenali target audiens adalah langkah yang krusial. Asal memasarkan sesuatu tanpa melakukan riset preferensi audiens beresiko membuat bisnismu tidak dipercaya, kehilangan kredibilitas, hingga mengalami kerugian material dan non-material lainnya.
Sebelum mencoba meme marketing, kamu perlu mempelajari kebiasaan anak muda (Gen Z) dalam mengonsumsi konten digital dan iklan digital seperti apa. Kamu bisa membaca insight tersebut secara gratis, atau kepoin hasil risetnya yang lebih lengkap dan mendalam di page Freemium dan Premium content UMN Consulting.